Pertama kali aqu pacaran yaitu pada saat semester pertama di kuliahku di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Y. Memang aqu agak telat untuk pacaran, semasa SMA dulu dimana sekolahku adalah sekolah homogen yg muridnya lelaki semua kawan-kawanku kebanyakan telah pada punya pacar sementara aqu masih betah sendirian. Bukannya aqu tak laqu atau bagaimana , tetapi memang aqu-nya yg belum mau untuk membina suatu hubungan di samping nasihat dari orangtua yg menganjurkan aqu untuk sekolah dulu sampai selesai baru pacaran. Tetapi ketika aqu masuk ke bangku perkuliahan nasihat dari orangtuaqu jadi tak mempan ketika aqu naksir seorang perempuan sekelas yg cantik, seksi, pintar dan merupakan “bunga” kampus di angkatanku, Sabrina namanya dan biasa dipanggil Sabri Dia perempuan yg mempunyai darah keturunan dari Jawa Timur – Manado – Belanda, jadi masih bau-bau indo gitu.
Langsung aqu putar otak untuk mencari cara mendekatinya, maklum baru kali itu aqu mencoba
untuk melamar perempuan untuk jadi pacar.Singkat kata akhirnya aqu dapatkan Sabri menjadi
pacarku. Awal-awal kita pacaran berjalan biasa-biasa saja dalam arti normal saja, seperti layaknya
remaja lain yg berpacaran. Tetapi ketika suatu saat aqu ajak Sabri keluar untuk merayakan
Valentines Day dia menagih janji yg aqu ucapkan saat di jalan. Memang saat itu aqu beri dia kejutan
seikat mawar merah tanda cintaqu padanya, kelihatan dia surprise sekali dan bertanya “Wah, kamu
ini senengnya kok bikin kejutan sih sayg. Masih ada kejutan lagi tak nanti?” Aqu jawab saja
sekenaqu, “Oh, pasti ada doong..” sambil otakku berputar kerana memang aqu tak ada kejutan lagi
untuknya. Ketika di mobil masih di parkiran sebuah rumah makan yg tempatnya memang agak gelap
setelah kita selesai makan dan akan pulang, Sabri kembali menagih janjiku itu “Mana doong,
katanya ada kejutan lagi buat aqu?” rajuknya manja. Aqu terhenyak bingung, belum sempat aqu
berpikir tanpa kusadari aqu menyorongkan wajahku ke wajah cantiknya untuk mencium pipinya.
Tapi ternyata perempuanku itu malah menyambutnya dgn bibir sensualnya hingga bibir kita
saling beradu. Aqu sempat kaget juga, maklum baru kali itu aqu mencium bibir perempuan.
Tapi kerana ketika SMA aqu sering baca buku dewasa dan liat film BF maka aqu pun segera mencoba
untuk mengimbangi perempuanku dgn memainkan bibirku di bibirnya. Tak lama kita
berciuman, mungkin dia merasakan aqu yg begitu canggung dalam berciuman, alamak.. malu sekali
aqu. Memang bagi Sabri, aqu ini adalah pacarnya yg ketiga setelah putus dgn pacar-pacarnya yg
terdahulu jadi dia telah berpengalaman dalam urusan cium-mencium dan seks dibandingkan dgn
aqu yg hanya tahu teorinya saja. Tapi inilah awal dari semua cerita indah kita saat berpacaran.
Sejak saat itu kemudian aqu jadi ketagihan untuk mencium bibir sensual wanitaku itu, bahkan malah
dia yg membimbing tanganku untuk membelai-belai bagian badannya. Pada suatu ketika saat kita
berciuman di suatu lembah yg sepi di pinggir sawah aqu kembali dibuat malu oleh Sabri kerana saat
itu memang aqu hanya mencium bibirnya saja sedangkan tanganku anteng hanya memeluk pinggul
atau punggungnya. Dibimbingnya tanganku menuju buah dadanya yg berukuran 36B itu, dan
kembali aqu terhenyak kerana kekenyalan bukit indah kembar tersebut. Tanganku menelungkupi
buah dada itu walau masih tertutup baju, tapi ada rasa nikmat dan senjataqu jadi tegang. Lalu aqu
lepaskan ciumanku sambil menatapnya tapi tanganku masih memegangi buah dadanya “Ada apa
sayg?” tanya Sabri Aqu tersipu malu, kemudian Sabri bertanya, “Mau pegang ini hh..?” sambil
matanya melirik ke buah dadanya yg indah itu. “Boleh..?” tanyaqu, tanpa menjawab Sabri langsung
menarik tanganku masuk ke kaos ketatnya sampai ke BH-nya dan kemudian dipelorotkan satu tali
BH-nya sehingga buah dadanya menyembul keluar. Tanganku pun kembali menelungkupi buah
dadanya yg montok dan kenyal itu hanya bedanya sekarang tak ada penghalang sehingga
putingnya yg bulat dan keras itu terasa di telapak tanganku. Sabri mendesah dan kembali kita
berciuman, senjataqu pun menjadi semakin tegang dan mengembang dalam celana jeansku.
Kerana nafsuku telah sampai ubun-ubun kugesekkan kemaluanku ke perutnya, Sabri semakin
mendesah merasakan besarnya senjataqu. Semua itu kita laqukan sambil berdiri bersandar pada
sebuah pohon. Kerana tempat itu agak terbuka akhirnya kita akhiri cumbuan kita kerana taqut
ketahuan warga sekitar. Tetapi setelah itu aqu jadi semakin berani dan pintar dalam bercumbu,
sering kita melaqukan di rumahku di saat mengerjakan tugas kampus berdua, didukung suasana
rumah yg sepi kerana kedua orangtuaqu bekerja dan adikku saat itu masih sekolah hanya ada
pembantu yg menyambi buka warung kelontong di garasi rumahku. Kadang juga kita bercumbu
saat di bioskop, di mobil, sampai di kamar kecil kampus bahkan saat kita berdua berboncengan naik
motor Sabri sering meremas-remas dan memainkan gagang kemaluanku dari belakang. Di atas sofa
saat di rumahku kita bercumbu dgn hot-nya, aqu buka kaos ketat Sabri yg memakai resleting di
depan sebagai kancing (sengaja aqu belikan kaos itu untuknya supaya mudah dibuka saat ingin
bercumbu). Aqu buka BH-nya sehingga tampaklah buah dadanya yg menyembul indah di hadapanku.
Kemudian aqu remas-remas dgn gerakan memutar dari luar menuju ke dalam.
Sementara itu aqu melumat bibir sensualnya, kemudian turun ke lehernya. Aqu jilati lehernya
sampai ke telinganya, Sabri mendesah pelan pertanda dia mulai terangsang. Jilatanku turun terus
sampai kemudian ke buah dadanya. Aqu jilati dan caplok buah dada itu, kusedot-sedot, lalu kujilati
putingnya. Sabri meremas rambutku sambil menekan kepalaqu ke dadanya. Terus kulaqukan itu
terhadap buah dada yg satu lagi. Jilatanku turun ke perut, kujilati perutnya Sabri menggelinjang
kegelian. Tapi jilatanku tak bisa turun lagi kerana terhalang celana panjang katunnya. Nafsuku
semakin memuncak, kemaluanku tegang sekali ingin mencari lubang kenikmatannya untuk
kumasuki.
Kurebahkan dia di sofa itu kemudian kugulung ke atas sampai ke paha celana katunnya. Terlihat
betis indahnya menantang serta paha mulusnya yg putih itu seakan memanggilku untuk
mengelusnya. Langsung saja kucium, jilati, dan elus mulai betis indahnya sampai ke pahanya.
Memang aqu selalu tertarik dgn perempuan yg cantik seksi dan mempunyai sepasang kaki yg indah
dan panjang seperti Sabri perempuanku itu. Gagang kemaluanku telah tambah tegang di dalam
celana pendekku yg kukenakan dan aqu tak tahan lagi, kemudian aqu tindih badan Sabri sambil
mengepaskan kemaluanku yg tegang itu di lobang kemaluannya yg masih tertutup celana katun itu.
Sabri memelukku dan kemudian kugesek-gesekkan gagang kemaluanku di situ sambil tanganku tak
henti mengelus betis mulus dan meremas pahanya.
“Ssh.. ah.. ah.. ah.. ehm.. sayg, I want it real baby.. ehm.. ehmm.. ssh..” desah Sabri di kupingku. Aqu
tak peduli dgn kata-katanya, gesekanku kupercepat buah dada Sabri bergerak-gerak kerana
desakanku di badannya. Sabri semakin tak karuan gerakannya, sambil menggigit bibir bawahnya
dia terus mendesah dan aqu semakin terangsang oleh desahannya itu. Tak lama kemudian Sabri
memperketat pelukannya sambil membenamkan wajahnya ke dadaqu yg berbulu dan berteriak
tertahan (taqut ketahuan pembantuku soalnya), “Aaahh.. sayaangg.. oohh.. aqu keluar baby.. eehh..
hhmm..” Kuhentikan gesekanku di kemaluannya, dan Sabri melepaskan pelukannya sambil
mengecup bibirku dan berkata “Kamu huebat sayg..” dgn matanya yg indah mengerjap-ngerjap
seakan masih menikmati orgasmenya itu. Sekarang tinggal aqu yg belum tuntas, Sabri seakan
mengerti keinginanku kemudian bangkit dan membuka celanaqu kemudian meraih gagang
kemaluanku yg berdiri tegak itu, dielusnya perlahan kemudian dikocoknya lalu dikulumnya gagang
kemaluanku. Geli sekali rasanya, tapi enak sekali! Lain sekali rasanya apabila aqu onani sendiri
menggunakan guling yg selama ini sering aqu laqukan.
Disedot-sedot oleh mulutnya kemaluanku, tapi kemudian aqu tarik kepalanya dan kusuruh Sabri
untuk tengkurap di sofa. Setelah tengkurap kupandangi bokongnya yg padat bulat itu lalu kuremas-
remas. Aqu lalu mengangkanginya dan menggesekkan gagang kemaluanku mula-mula di betis
indahnya lalu di paha putih mulusnya kemudian berakhir di bokong bulatnya yg masih tertutup
celana katun itu. Kugesekkan, ooh.. nikmat sekali bokongnya sambil tanganku meremas-remas
buah dadanya dan kuciumi pipi dan lehernya. Gesekanku di bokongnya semakin kupercepat, sampai
Sabri terdorong ke depan kerana gerakanku. Akhirnya penantianku hampir sampai, “Oh.. Sabri
.bokongmu enak sekali.. uuh.. aqu mau keluar sayg.. aah..” dan, “Creet.. croot.. croot..” air maniku
memancar keluar di dalam celana dalamku. Aqu terkulai lemas menindih Sabri yg masih tengkurap
sementara gagang kemaluanku masih di bokongnya yg bulat itu.
Setelah itu kita merapikan baju dan kembali mengerjakan tugas kuliah kita. Nah, maka ketika kita
dapat tugas dalam kuliah, kita senang soalnya dapat kesempatan untuk bercumbu ria, untuk
memperlancar itu aqu dan Sabri selalu berdua membentuk kelompok sendiri (maklum, kita berdua
memang sama-sama punya nafsu yg besar).
Tetapi itu belum seberapa, puncaknya saat mahasiswa angkatanku akan mengadakan study tour ke
Jakarta, tentu saja aqu serta Sabri jadi panitia inti dan kerana aqu menjabat sebagai sekretaris
Himpunan Mahasiswa Jurusan. Maka otomatis rumahku jadi base camp anak-anak panitia untuk
membuat surat-surat kunjungan ke instansi-instansi di Jakarta dan perijinan serta membuat buletin
study tour. Nah, sebelum teman-teman datang Sabri pagi-pagi sekali telah datang di rumahku, tak
lain tujuannya untuk bercumbu mesra itu tadi. Tetapi bukan itu yg akan kuceritakan, kerana ada
pengalaman lain yg tak terlupakan buatku untuk kuceritakan di sini.
Singkat cerita study tour kita berjalan sempurna, beritaseks.com aqu dan Sabri telah punya
rencSabri untuk memisahkan diri dari rombongan setelah kunjungan terakhir di sebuah kantor
organisasi dunia di Jakarta. Kita berdua sepakat untuk tak mengikuti rombongan yg sebelum pulang
ke Y akan mampir rekreasi di Dunia Fantasi, kerana nantinya ternyata kita berdua membuat dunia
fantasi kita sendiri. Untuk mengelabui dosen dan teman-teman lainnya, kita pamit memisahkan diri
dari rombongan dgn tujuan masing-masing. Sabri akan ke rumah kakak perempuannya di Bekasi
sedangkan aqu akan ke rumah Pakde di Jakarta Selatan. Tetapi setelah aqu telepon ke Pak De
ternyata beliau sekeluarga sedang ada di Puncak selama 3 hari dan di rumah hanya ada pembantu
saja. Mendengar itu Sabri langsung mengajakku ke rumah kakaknya saja, aqu menurut saja kerana
aqu tak begitu tahu kota Jakarta.
Setelah sampai di rumah kakak perempuannya, aqu dikenalkan dgn suaminya. Tak berapa lama aqu
semakin akrab dgn keluarga muda tersebut. Mereka belum mempunyai momongan dan tinggal di
perumahan dgn satu pembantu. Kerana kakak ipar Sabri adalah pekerja yg sibuk, beliau seorang
manager di suatu perusahaan konstruksi alat berat, maka sampai di rumah telah capai dan langsung
tertidur di kamar. Sedangkan kakak Sabri seorang ibu rumah tangga biasa. Aqu diberi kamar tidur yg
terpisah dari kamar Sabri, tetapi pada suatu malam Sabri menyelinap ke kamar yg kutempati. Mula-
mula kita hanya ngobrol-ngobrol saja membicarakan rencSabri kepulangan kita berdua, tapi lama-
kelamaan kita semakin merapat dan langsung berciuman. Memang selama study tour kita “puasa”
tak bercumbu, maka kesempatan itu tak kita sia-siakan apalagi kakak Sabri dan suaminya telah
tertidur di kamar atas dan pembantu telah molor sejak jam sembilan malam. “Sayg! tolong buka
bajuku doong.. biar enak,” kata Sabri Lalu kita bergulingan di kasur saling menindih menuntaskan
hasrat yg tertahan.
Di sela-sela bercumbu terdengar suara benda jatuh di teras depan. Aqu melepaskan ciumanku dan
keluar memeriksa, ternyata hanya seekor kucing yg menyenggol pot tanaman. “Sial..!” gerutuku,
“gangguin orang lagi seneng aja tuh kucing.” Tapi untungnya seisi rumah tak ada yg terbangun gara-
gara kucing buluk itu. Lalu kembali aqu masuk ke kamar melanjutkan permainanku dgn Sabri Mulai
kulumat bibirnya, kumainkan lidahku di mulutnya, kucium lehernya dan kujilati telinganya. “Aaah..
sayg, kamu.. hh.. kangen tak sam.. sama aqu?” tanya Sabri sambil terengah-engah menahan
rangsanganku. Aqu tak menjawab kerana mulutku sibuk menciumi lehernya. Tanganku melepas BH-
nya, tapi Sabri merajuk dan memakai kembali BH itu. “Enngg.. sayg jangan pakai tangan doong..
ngelepasnya pake mulut kamu dong yaang.. please..” edan tenan, baru kali ini Sabri minta yg aneh-
aneh sama aqu. Tapi aqu turuti kemauannya. Kugigit tali BH-nya lalu kupelorotkan sampai ke lengan,
sementara itu untuk membuka cup BH-nya kugigit pinggirannya dan kupelorotkan ke bawah hingga
hidungku menyenggol putingnya yg telah tegak mengeras itu. “Aaauuw.. geli sayg, teruss.. sayg yg
satunya lagi..” pinta Sabri manja.
Kembali aqu melaqukan hal yg sama terhadap buah dada yg satunya hingga menyembul, keluarlah
dua bukit kembar yg montok, besar dan indah itu di depan mataqu. Dgn buas langsung kucaplok
buah dada kirinya, kusedot-sedot dan kujilati putingnya sementara tangan kiriku meremas-remas
buah dada kanannya. Kemudian bergantian kucaplok buah dada kanan sementara buah dada kiri
kuremas-remas sambil kumainkan putingnya (kerana buah dada kiri Sabri yg paling sensitif terkena
rangsangan). Buah dadanya sekarang basah oleh air liurku sehingga tampak mengkilat diterpa
cahaya lampu kamar 5 Watt. Jilatanku turun ke arah perutnya, tanganku sibuk mengelus-elus betis
indah dan paha putih mulus Sabri Lalu kupelorotkan celana pendek yg dikenakan Sabri sehingga
sekarang dia hanya memakai celana dalam saja. Aqu turun ke bawah untuk menciumi betis Sabri lalu
naik ke atas menciumi pahanya sampai ke paha bagian dalam hingga ciumanku sampai di
selangkangannya tepat di lobang kemaluan dan klitorisnya yg masih tertutup celana dalam. Terlihat
telah basah celana dalam Sabri saat itu. “Auuw sayg enak.. ehmm.. teeruzz sayg.. lepas aja celanaqu..
ooh..” ceracau Sabri
Mendengar itu tanpa disuruh untuk yg kedua kalinya langsung kutarik celana dalam Sabri sampai
lepas. Aqu tertegun melihat kemaluan Sabri yg sekitarnya ditumbuhi bulu-bulu lembut itu, sumpah
baru kali ini aqu melihat yg aslinya. Ternyata lebih indah daripada yg ada di gambar dewasa di
internet kerana bisa langsung disentuh dan dijilati. Aqu masih terpSabri dan bingung melihatnya, lalu
aqu teringat sebuah adegan di film BF yg pernah kutonton. Maka aqu pun segera meniru adegan itu,
pertama-tama kusentuh bibir kemaluan Sabri, “Eeeh.. hhmm..” desah Sabri Lalu kujulurkan lidahku
dan mulai menjilati bibir kemaluannya, terasa asin dan berbau khas keperempuanan Sabri tetapi semakin
membuatku bernafsu. Kemudian lidahku menjilati klitorisnya yg mulai membengkak itu, “Aaauw..
sayg, kamu apain anuku?” tanya Sabri Tetapi belum sempat kujawab, Sabri berkata, “Lagii doongg..”
memintaqu untuk menjilati klitorisnya lagi. “Oouw.. enak sekali.. ehmm.. aduh.. sayy.. aanngg..
ehh..” ceracau Sabri sementara kujilati klitorisnya. Cairan kenikmatan semakin deras keluar dari
lobang kemaluan Sabri dan tanpa ragu kujilati, terasa asin dan baunya yg khas sungguh
merangsangku.
Lalu kemudian aqu bangkit dan mengangkangi badan Sabri lalu kuletakkan gagang kemaluanku di
lembah antara kedua bukit kembarnya (setelah kulepas baju dan celanaqu tentunya). Kutekan dgn
tangan kedua buah dadanya untuk menjepit gagang kemaluanku itu, sambil merem melek
kugesekkan gagang kemaluanku sampai menyentuh dagu Sabri Kemudian aqu minta Sabri untuk
mengulum gagang kemaluanku, belum sempat dia siap aqu telah menyorongkan gagang
kemaluanku ke dalam mulutnya hingga masuk setengahnya. Sabri hanya diam, tapi aqu segera
menarik dan menyorongkan kemaluanku bolak-balik. Mungkin kerana Sabri tak siap dia hanya pasif
saja sehingga kutarik gagang kemaluanku. Setelah bosan dgn gaya itu kemudian aqu merangkak
turun sambil tanganku mengelus-elus kemaluan Sabri yg semakin basah.
Kerana aqu telah tak tahan menahan nafsu untuk menyebadani Sabri apalagi melihat pandangan
Sabri yg sayu yg juga telah sama-sama nafsu, kuarahkan gagang kemaluanku yg mengacung tegak itu
ke arah lobang kemaluannya. Tetapi apa yg terjadi, ketika nyaris ujung kemaluanku mengenai bibir
kemaluannya, Sabri menahan perutku dgn tangannya, “Sayg kamu mau ngapain? Mau dimasukin
yah.. jangan doong.. aqu kan masih perawan!” Busyet! edan tenaann, aqu seakan-akan disambar
geledek mendengar pengaquan Sabri dgn setengah tak percaya. mungkin Sabri yg menjadi
pembimbingku dan begitu pintar dalam hal seks yg notabene telah berpacaran sebanyak tiga kali itu
masih perawan? “Please.. sayg.. tolong dong ngertiin aqu.. kita nikmatin itu nanti kalo kita telah
nikah aja ya sayaangg..” lanjut Sabri Mendengar itu aqu luluh juga, kerana aqu sendiri berprinsip tak
akan merusak wanita cantikku ini sebelum menikah. Tapi bagaimana dong, kemaluanku yg masih
tegang itu masa cuma dianggurin saja. Lalu kubelai rambut Sabri yg masih kukangkangi itu sambil
berkata, “Oke saygku, aqu tak akan maksa kamu.. tapi kita lanjutin dong acara kita. Masa telah di
puncak kok tertahan, kita main seperti biasa aja, gesek-gesekan okey?” sambil kukecup kening dan
bibirnya. Setelah itu tangan Sabri yg menahan perutku dilepasnya sehingga dgn cepat kuarahkan
gagang kemaluanku untuk kugesekkan di bibir kemaluannya.
“Cepak.. cepok.. cepak.. cepok..” bunyi gesekan kemaluanku dgn bibir kemaluan Sabri yg telah
sangat basah itu. Untungnya kasur itu hanya digelar di atas tikar di lantai sehingga tak ada bunyi
derit ranjang gara-gara gerakan kita yg liar. Sabri hanya merem melek sambil sesekali mengerang
nikmat menerima perlaquanku. Semakin lama kelihatan Sabri semakin menikmati permainan kita itu
dgn menggoyg-goygkan pinggulnya, sehingga membuat aqu nekad mengarahkan kepala kemaluanku
ke lubang kemaluannya. Kutekan sedikit sehingga agak masuk ke dalam, yah.. kira-kira hanya kepala
kemaluanku saja, terasa hangat. Kutarik dan kutekan berkali-kali secara hati-hati agar tak merusak
keperawanan Sabri Kuhentikan gerakanku kemudian kucium bibir Sabri Terasa kemaluanku dijepit
ketat, rasanya ngilu tapi enak sekali. “Sayg, kamu masukin ya?” tanya Sabri sambil dadanya naik
turun kerana napasnya tersengal-sengal menahan nafsu. “Enggak kok, cuma digesekin di luar aja,”
aqu berkelit (padahal sih iya walau cuma sedikit).
Setelah itu kuganti gaya, seperti biasanya Sabri kusuruh tengkurap langsung kemaluanku kugesekkan
di bokongnya yg empuk-empuk padat itu. Ehhm.. nikmat sekali rasanya. Hampir saja aqu mau keluar
di bokong Sabri tapi dgn segala daya upaya kutahan. Kubalikkan badan Sabri dgn lembut kukecup
bibirnya, buah dadanya, perutnya lalu kugesekkan kemaluanku di betis indah Sabri Woouuwww..
semakin tegang dan nikmaat. Apalagi aqu paling nafsu dgn betis mulus dan indah milik perempuan.
Gesekanku bergantian di kedua betis indahnya, begitu juga dgn paha mulus putihnya, hingga terasa
telah di ujung air maniku ingin keluar dari “tempatnya”. Kembali gagang kemaluanku kugesekkan di
bibir kemaluan Sabri, belum lima kali gesekan aqu pun keluar dgn suksesnya, “Aaah.. Sabri sayg..
uuh.. aqu keluar ahh.. enaakk..”
“Croot.. creet.. craat.. criit..”
Air maniku pun muncrat di perut Sabri dan sebagian di pangkal pahanya. Sabri terperanjat kaget, lalu
segera bangkit dan meraih celana dalamku yg kebetulan berserakan di dekat badannya dan segera
melap kemaluannya dari air maniku. Aqu maklum melihatnya dan membantu membersihkan, lalu
aqu gandeng dia ke kamar mandi untuk mencuci kemaluannya dgn sabun antiseptik supaya air
maniku tak masuk ke rahimnya. Terus terang kita belum siap kalau Sabri hamil duluan. Setelah
dikeringkan dgn handuk, aqu peluk badan bugil seksinya dan kukecup kening dan bibirnya sembari
kubelai rambut wanginya. Dia mencubit dada berbuluku, sambil berkata, “Iiih.. kamu bandel banget
siih sayg, nanti kalo aqu hamil gimana hayoo!” Mata bulat indahnya mendelik ke arahku, tetapi
bukannya aqu menyesal tapi malah gemas melihat wajahnya ketika sedang marah gitu jadi tambah
kelihatan cantik sekali. Alhasil aqu rengkuh badannya ke dalam pelukanku dan kemaluanku kembali
tegang.
Setelah keluar dari kamar mandi kita merapikan diri dan Sabri kembali ke kamarnya lagi setelah
mencium bibirku dgn lembut lalu aqu tertidur kecapaian. Hingga keesokan harinya aqu terbangun
sinar matahari telah terang menembus kamar dan mataqu tertumbuk pada noda merah agak tak
jelas dan masih sedikit basah di seprei kasurku. Ya ampuun, kalau benar itu noda darah berarti
memang Sabri masih perawan dan aqulah yg mengambil keperawanannya walaupun aqu tak
bermaksud demikian. Barulah aqu percaya memang Sabri adalah wanita baik-baik, sehingga
membuatku tambah cinta. Maafkan aqu sayg, aqu telah berprasangka buruk sama kamu, ohh wanita
cantikku ternyata masih ada perempuan seperti kamu yg masih menjaga kesuciannya. Tapi kejadian
itu malah tak membuat kita berdua kapok, bahkan malam berikutnya kita melaqukan lagi di kamarku
setelah sebelumnya Sabri bilang padaqu kalau lobang kemaluannya linu kusodok dgn gagang
kemaluanku. “Tapi kamu jangan kapok lho sayaang.. nanti malam lagi yaah..” bisiknya manja saat
kita jalan-jalan di Mall. Sampai kemudian kita pulang ke Y di atas kereta dgn sembunyi-sembunyi kita
saling cium bibir dan remas bagian badan kita yg peka rangsangan.
Nah, itulah pengalaman pribadiku yg tak bisa kulupakan sampai sekarang walaupun saat ini aqu dan
Sabri telah berpisah kerana banyak halangan seperti hal yg sangat prinsip buat kita berdua yg
menghadang hubungan kita. Dgn sadar dan berat hati walaupun terasa pedih dan sakit di dada, kita
akhiri hubungan kita, dan telah semenjak putus dgn Sabri empat tahun lalu di akhir tahun 96, aqu
belum menemukan pengganti Sabri sebagai belahan jiwaqu. Sabri, aqu selalu dan tetap
mencintaimu walaupun kita tak bisa bersatu, kamu tetap ada di hatiku sebagai bagian dari memori
indah hidupku selama ini. Maafkan atas semua perbuatanku kepadamu selama kita memadu kasih
dan kudoakan semoga kamu bahagia bersanding dgn orang yg benar-benar bisa membimbing dan
mencintaimu untuk selamanya. Aqu akan turut bahagia bila kamu juga merasakan bahagia
permaisuriku. Terimakasih atas segala perhatianmu dan kasih saygmu kepadaqu yg telah kau berikan
dan jangan kau lupakan aqu sayg.
ceritadewasa , cerita seks , film semi , cerita semi , nonton semi , seks, cerita seks, dewasa, cerita dewasa, detik, ceritasex68, majalah dewasa, kisah nyata, cerita dewasa abg, cerita dewasa perawan, cerita hot, cerita dewasa selingkuh, cerita panas, cerita sex, cerita sex bokep, cerita bokep, cerita sex tante, kisah mesum kisah seks, tante girang, Cerita 17 Tahun, Cerita Basah, Cerita Bokep, Cerita Daun Muda, Cerita Dewasa, Cerita Enak, Cerita Lendir, Cerita Ngentot, Cerita Ngewe, Cerita Porno, Cerita Sedarah, Cerita Seks, Cerita Selingkuh, Cerita Sex